Copyright © Mindsphere
Design by Dzignine
29 October 2012

Latar Belakang Sumpah Pemuda



Kalo diliat dari asal muasal diadakannya sumpah pemuda, jelas banget kalo dari dulu Indonesia udah diiket sama yang namanya nasionalisme. Loh, apa yang salah sama nasionalisme? bukannya nasionalisme malah memperkuat persatuan Indonesia terutama pemuda? hey, expand your mind kawan. Yang buat masyarakat Indonesia memusuhi Malaysia karena udah mengklaim budaya Indonesia siapa? nasionalisme. Padahal, masyarakat Indonesia, yang mayoritas muslim, juga masyarakat Malaysia, yang mayoritas muslim juga, itu adalah saudara. Rasulullah Muhammad SAW udah dengan amat sangat jelas menekankan itu. So, siapa yang seneng ketika Indonesia sama Malaysia kelahi? jelas orang kafir yang ketawa-ketawa melihat ummat Islam saling hina. Kenapa? karna nasionalisme itu sendiri buah fikiran dari orang-orang kafir penjajah, yang ditumbuhkembangkan ketika para pendiri bangsa ini masih belajar sama mereka.

Ya, itu kan salah orang Malaysia sendiri, siapa suruh mengklaim budaya kita. Nah, ini buktinya kalo nasionalisme udah bikin rusak masyarakat Indonesia. Demi ngelampiasin nafsu amarah, ngehina-ngehina sesama muslim. Menyalahkan sesama muslim bawa-bawa alasan nasionalisme. Padahal sekali lagi saya jelaskan: Nasionalisme itu merusak ummat! Nasionalisme itu mengotak-ngotakkan ummat! Persatuan terlalu sempit kalo hanya dalam lingkup negara saja, persatuan itu melingkupi aqidah!


Karena nasionalisme, ummat muslim di Rohingya jadi kebingungan mau berlindung kemana. Di negaranya disiksa habis-habisan. Mau pindah ke Negara muslim lain, passport jadi alasan. Negara muslim lain jadi ga peduli sama muslim Rohingya. Nasionalisme, menciptakan keegoisan. Asalkan negara gua aman, ga diapa-apain, so ngapain harus bantu orang lain kalo ga ada passport? ntar negara gua juga kena imbasnya lagi. Lu bukan warga negara gua! Lu ga berhak dapet pengamanan dari negara ini!

So, apa sekiranya yang harus dilakukan pemuda? 

Alah, yakin mau menggunakan peran pemuda? toh yang melestarikan nasionalisme ini sendiri pemuda.

TIDAK! Terlalu sempit fikiran kita kalo kita bilang semua ini salah pemudanya sendiri. Nyatanya, kita pun gabisa ngelak kalo masih banyak pemuda yang mengajak kepada kebaikan. Masih banyak pemuda yang mengajak kepada yang ma'ruf, dan mencegah yang munkar. Masih banyak pemuda yang berfikir ideologis, yang mengerti bahwa hanya satu solusi dari sekian banyak masalah-termasuk masalah yang disebutkan tadi diatas- yaitu Islam. Masih banyak pemuda yang gak akan berhenti memperjuangkan penegakkan hukum-hukum Allah, sebelum kaki kanannya menginjakkan Syurga. Pemuda kaya gini yang jadi harapan bangsa, juga ummat!

Islam, punya segudang aturan yang diturunkan oleh Allah SWT Sang Pencipta manusia untuk mengatur manusia. Yang namanya seorang pencipta, jelas tahu betul apa-apa yang baik dan buruk untuk ciptaannya. Apalagi jika penciptanya Allah SWT Yang Maha Mengetahui, jelas hanya Sang Maha Tahu yang sangat amat tahu apa yang baik dan buruk untuk manusia. Tapi, karena sistem sekulerisme yang dianut di Indonesia, yang memisahkan antara agama dengan kehidupan, hukum-hukum Allah jadi dicampakkan. 

Sekulerisme mengajarkan manusia untuk membuat aturannya sendiri untuk mengatur kehidupannya di dunia ini. Sekulerisme mengajarkan manusia untuk memisahkan aturan-aturan Allah. Maka tak heran, jika sering kita dengar banyak orang-orang berkata "Ah, sudahlah. Dalam urusan ini, tak usah bawa-bawa agama". Nah, apa dampaknya kalo sekulerisme yang menguasai manusia? bisa dilihat dari keadaan pemuda jaman sekarang, yang lebih mementingkan kesenangan dirinya sendiri.

So, apa solusinya? ganti sistem sekulerisme-kapitalisme itu dengan Islam. Kenapa islam? karena islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur segala aspek kehidupan manusia. Dari manusia melek mata pas bangun tidur, sampai manusia merem lagi ketika tidur, Islam punya aturannya. Dari sistem pemerintahan sampai masuk wc, Islam punya aturannya. Aturan itu adalah Syariah Islam, yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW, yang diridhoi oleh Allah SWT. Gimana cara nerapinnya? jelas kita butuh pemimpin atau imamah atau khalifah yang akan menerapkan secara total Syariah Islam untuk seluruh ummat manusia. Dan islam, sebagai agama sekaligus ideologi yang sempurna, pasti punya aturan mengenai sistem pemerintahannya. Apa nama sistem pemerintahannya? Khilafah Islamiyah.



Then, apa dampaknya kalo ideologi islam yang kita pake? bukan ideologi pancasila, atau kapitalisme? mari kita buka sejarah.

Faktanya, pemuda-pemuda ketika zaman kepemimpinan para khalifah terdahulu sangat amat berbeda dengan pemuda zaman sekarang. Imam Syafi'i, pada umur 9 tahun, sudah menjadi hafidz Al-Quran. Dan menjadi pengajar untuk ulama sesepuh sekitar umur 16 tahun. Muhammad Al-Fatih, Sang Penakluk Konstantinopel, menjadi hafidz Al-Quran di umur 9 tahun. Selama awal akil baligh hingga akhir riwayatnya, tak pernah putus sholat tahajud dan rawatibnya. Beliau juga sudah menjadi panglima perang terbaik pada umur 21 tahun. Para ilmuwan muslim pun banyak sekali dari golongan pemuda. 

Kenapa bisa begitu? karena ketika ummat muslim tunduk dan patuh kepada hukum Allah, pemuda pun akan sadar, selama masih muda, masih produktif, tentu harus bisa memberikan ibadah terbaiknya kepada Allah SWT. Karena ketika sudah tua nanti, penyakit datang tak bisa dielakkan, pasti akan amat sulit memberikan ibadah terbaik. Bukan seperti sekarang, mumpung masih muda, maka puas-puasin deh seneng-seneng, karena kalo udah tua nanti udah gabisa. Kalo umur udah kepala empat, baru seringin sholat di masjid. Yang kaya gini pemuda yang gabisa diandelin, kaya yang tau aja umurnya tinggal berapa hari lagi. Emang yakin banget masih hidup di umur 40? daripada nyesel di neraka karena ga ikut serta dalam memperjuangkan Syariah Islamiyah dan Khilafah Islamiyah, mending yuk, ikut serta! :)