Copyright © Mindsphere
Design by Dzignine
10 September 2013

Manusia itu sungguh lemah


Mata kuliah semester ini banyak mengajarkan saya bahwa manusia sungguh makhluk yang sangat lemah dan serba terbatas.

Kuliah hari pertama saya dapat metstat. Intinya adalah, manusia tak dapat menghitung sesuatu hal yang jumlahnya sangat banyak, maka diambillah beberapa sampel saja untuk menghitung sesuatu hal yang dimaksud sehingga mendapatkan hasil yang mendekati kebenaran.

Lalu saya kuliah rangkaian digital, saya diajarkan bagaimana penulisan angka basis 2 (biner), basis 8 (oktal), basis 10, basis 16. Yang membuat saya tertarik adalah pengulangan dari setiap basis tersebut. Seperti halnya basis 2, kita hanya akan menemui beberapa pengulangan angka 0 dan 1 untuk angka apapun, tak mungkin kita temukan angka 2, karena perhitungan basis 2 adalah setelah angka 1, akan kembali lagi menuju angka 0. Begitu juga basis 10, setelah angka 9, maka akan kembali lagi menuju 0, yakni angka 0 pada tiap - tiap pengulangan puluhan (setelah 9 adalah 10, 19 lalu 20). Ini menunjukkan keterbatasan manusia yang hanya mampu menghitung hingga 9 angka, setelahnya kembali lagi ke angka 0.

Contoh lebih jelasnya adalah cerita seperti ini : ada 2 orang mahasiswa lewat dihadapan teman kita, lalu ketika kita bertanya kepada dia ada berapa orang yang barusan lewat, maka dia akan menjawab 2. Jika ada 3 orang yang lewat dihadapan teman kita, lalu ketika kita bertanya kepada dia ada berapa orang yang barusan lewat , maka jawabannya masih bisa 3. Tapi jika ada 5 orang yang lewat, jawabannya bisa beda, mungkin saja dia tidak menjawab 5, tapi menjawab "banyak". Ini menunjukkan kemampuan berpikirnya hanya sampai basis 4.

Maka benarlah firman Allah, bahwasanya jika kita menghitung - hitung nikmatnya, maka kita tak akan pernah bisa menghitungnya karena jumlahnya yang sangat banyak. Bagaimana bisa menghitung nikmat Allah ? Menghitung orang yang lewat saja tidak mampu?

Maka tak pantas jika seorang manusia sombong akan apa yang ia punya, baik ilmu, harta, jabatan, atau apapun. Karena hanyalah Allah yang berhak sombong. Bersyukurlah dengan bertasbih dan memuji Allah Tuhan semesta alam.
Read More..
02 September 2013

Hitung mundur

Kami tidak dikejar waktu, kami bersahabat dengan waktu. Kami hanya ingin memaksimalkan waktu, agar lebih menghargai waktu.

Sembilan hingga satu, waktu begitu cepat berlalu. Jika tak bergerak lebih dulu, ketahuilah waktu takkan menunggu.

Hitung mundur! Semata-mata hanya sebagai pengingat, agar selalu taat, agar tak kendur semangat.

Kami ingin semua sesuai rencana, karena hidup bisa direncanakan, tetapi bukan berarti kami lupa, bahwa Allah-lah Yang Menentukan.

Maka sekarang tetaplah fokus, bersiaplah lagi lebih serius.

Sebab tak ada yang tau kapan datangnya mati, yang pasti, kami selalu berdoa agar mati dalam memegang teguh agama ini.
Read More..
01 September 2013

Bukan Cinta Picisan

Wahai kamu, ketika cinta menggebu, maka simpanlah dulu di hatimu, hingga tiba saatnya kau tunjukkan padaku.
Wahai kamu, ketika tiba rindu, maka berfikirlah untuk pantaskan dirimu, sungguh itu solusi yang ampuh untuk kita dapat bertemu.
Kita punya kisah cinta yang jauh lebih indah dari sekedar cinta picisan biasa yang dimiliki kebanyakan orang.
Jangan takut, jangan ragu, tetaplah berpegang teguh pada kebenaran ini, sebab akan kita nikmati bersama buah manis dari kebenaran ini.
Sebab aku tak hanya ingin mencintaimu di dunia, tapi juga di Syurga.


Kenapa tiba-tiba puitis, kar? haha

Sebuah percakapan pasti memiliki titik jenuh, dimana satu sama lain sudah tak ada hasrat lagi untuk berbincang. Lalu datanglah intermezzo, sebagai pembangkit suasana yang so so. Hanya saja topik yang dibicarakan selalu sama: nikah. Sudah menjadi kebiasaan saya rasa, dan tidak ada pula yang bosan membicarakan ini. Kecuali saya (might be).

Tidak ada salahnya bicara nikah, sah sah saja. Hanya saja kalau terlalu sering, saya jadi berfikir saya ini orang yang tidak laku -__-. Mending bikin puisi aja deh, ini sebagai pengingat buat saya juga :)

Ketika orang di sekeliling bicara nikah, saya bersiap diri saja dah. Biar yang sudah kepala dua saja yang pusing karenanya. Saya doain cepet nikah yaak hehe :D
Read More..
30 August 2013

Why So Sieruos?



Daer Bolg,

I am srory, i lsoe my cnotorl. My fnegir cnotorl. My kbyeorad is daed. It's ntauarl, bcaesue eervynoe is be albe to mses up waht tehy had paln. But unnitnetoinllay, i wno't eevr gvie up.

Snicreley,

me.

Read More..
03 August 2013

Mau Punya Android?

Siapa yang ga kenal android? jaman sekarang kalo ga kenal ga benet kayanya. Android menarik perhatian banyak orang, bahkan mengalahkan iOS yang harganya ga ketulungan. Tapi buat saya, android tetep juga kemahalan hehe. Sebenernya ada juga HP bersistem operasi android yang harganya murah, tapi pasti ada yang ga bagus kualitasnya. Entah kualitas kameranya, memorinya, prosessornya, touch sensitivenya atau space datanya. Android kalo ada 1 aja yang ga bagus kualitasnya, maka ga akan maksimal penggunaannya. Nanti malah nyesel belinya. Mending beli yang mahal sekalian, tapi ga nyesel seumur hidup haha.

Awalnya saya rasa ga perlu2 amat sama android, toh HP biasa pun masih bisa nelpon dan sms kan? Tapi ternyata orang-orang di sekitar saya yang memaksa saya. Mereka mulai bertukar informasi lewat aplikasi yang namanya Whatsapp. Whatsapp ini cuma bisa diakses sama beberapa HP dengan sistem operasi khusus, kaya android, windows phone, sama beberapa handphone keluaran nokia, sementara handphone saya bukan -_-.

Temen-temen kampus saya nanya informasi tentang perkuliahan lewat grup di Whatsapp. Bahkan para syabab kampus di IPB pun memberitakan informasi juga di grup Whatsapp. Informasi tentang hilal, siapa syabab yang sedang sakit, atau semacamnya. Nah, saya jadi penasaran kan. Karena kalo informasi hanya disebar lewat jarkoman sms ga ngena dialognya, cuma 2 person. Kalo di grup bisa ajak obrol orang sekampus, dan diskusinya ngena. Sekali jarkom, semua tau. Gausah capek2 forward ke yang lain -_-

Ga punya HP Android, pengen punya Whatsapp? Line? KakaoTalk? atau semacamnya? Gampiiiil, eh gampaaaang! :D

ini tampilan Android di laptop saya:
home bluestacks
tampilan home Android (pake smart launcher pro)
menu bluestackstampilan menunya
Whatsapp bluestackstampilan setelah buka Whatsapp

Mantep kan? Kalau mau juga, langsung aja deh download disini:

Cara Install (Tested in Win7 32 bit with winRAR):
1.  Ekstract file BS_714.901_Custom.7z nya
ekstrak here
2. Nanti muncul file BS_714.901_Custom.iso. Buat yang pake Win7 dan winRAR, klik kanan BS_714.901_Custom.iso nya, open with winRAR
iso bluestack
3. Muncul deh 3 file. Klik Extract to, trus pilih tempat buat naro hasil extract. Disini saya taruh di folder downloads.
extract to
4. Masuk deh ke dalem folder hasil extract tadi. Tadi nama foldernya BS_714.901_Custom di dalem folder download. Ini isinya:
isi folder
5. Pilih SetupHS.exe kalo spesifikasi komputer kamu tinggi (Memory 2 GB ke atas, vga udah openGL 2.0). Kalo spesifikasi komputer kamu rendah, pilih SetupLS.exe. Kalo mau tau spesifikasi komputer kamu udah memadai atau ngga, download aplikasi inihttp://bit.ly/cekspek

6. Setelah download, klik 2 kali Block Device Tool GUI.exe
BDT
7. Pilih tab Cek Komputer. Klik Go!
cek
8. nanti lihat hasilnya, kalo RAM dan VGA sudah sesuai, pilih yang SetupHS.exe. Kalo salah satu atau dua2nya ga sesuai, pilih SetupLS.exe.

Selesai deh, sekarang kamu bisa pake android di laptop kamu. Untuk yang pake notebook/netbook, ada kemungkinan spesifikasinya ga tinggi. Jadi walau udah pake SetupLS.exe, tetep ada ngelag saat pake bluestacks ini. Bluestacks masih dalam versi beta sampe sekarang, jadi wajar kalo ada beberapa hal yang crash atau force close dengan sendirinya, tapi selama ini alhamdulillah belum saya temui. Wajar juga kalo contacts kamu ga ada, tapi yang simpen kontak di google acount insya Allah ada, asal sinkronisasi dulu di settings. Bluestacks juga berbentuk virtual, jadinya perlu spesifikasi tinggi supaya ga ngelag. Nah, buat yang mau improve tampilannya, ini saya kasih rekomendasi apk yang bisa diinstal

Disitu ada quickpic, fungsinya buat ngegantiin gallery. Quickpic bisa akses foto jauh lebih cepat dari gallery.
Ada juga Smart launcher pro, dan notifier, itu buat tampilan launcher dan notifikasi.

Nah segitu aja ya. Selamat bergembira ria dengan android baru kamu! Jangan lupa pake buat hal yang bermanfaat ;)
Read More..
30 July 2013

Gelar yang seharusnya dibanggakan

Karena terkadang, menjadi tuli itu perlu.
Ada kalanya kita, terlalu sibuk mengurusi apa yang orang lain fikirkan tentang kita. Apakah itu baik, buruk, atau semacamnya. Ada kalanya kita mempertimbangkan resiko yang terjadi jika kita melakukan hal ini-itu. Akan dikucilkankah? dibanggakankah? diseganikah? diremehkankah? Sebagian dari kita lebih memiliih untuk diam daripada mengambil resiko yang tidak diinginkan. Sebagian lagi memilih untuk menjadi seperti kebanyakan orang agar tidak menjadi yang terasingkan. Percis seperti butiran gula dalam air hangat, ikut larut begitu cepat. Kekhawatiran ini sebenarnya wajar, karena sudah menjadi naluri manusia yang ingin mempertahankan dan menunjukkan eksistensinya. Gharizah baqa kalo bahasa kerennya. Tapi, setiap naluri tentu harus dilampiaskan kepada objek yang benar dan dengan cara yang benar yang sesuai dengan aturan Islam.
Sama seperti bisnis, melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal melibatkan untung dan rugi. Untung dan ruginya pun relatif, tergantung objek apa yang menjadi alasan. Objek inilah yang nantinya menentukan wujud perbuatan. Jika objeknya manusia, maka untungnya adalah akan datang banyak pujian, akan datang banyak kalimat yang menyenangkan, dan akan datang banyak manusia yang mendekat dan menjadi teman. Untuk menuju semua itu, maka hal yang dilakukan adalah mengikuti dan berbuat seperti apa yang manusia inginkan. Jika tidak, maka siap-siap menerima berbagai cacian, makian, sindiran, hinaan dan menjadi orang yang terkucilkan.
Sebagian dari kita memilih untuk menjadi apa yang kebanyakan manusia inginkan. Wajar saja, karena kita juga manusia. Namun sering pula kita temui hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang kita bayangkan. Inginnya dipuji oleh manusia, ternyata malah dicaci. Inginnya disanjung oleh manusia, ternyata malah digulung. Sering kali kita temukan kekecewaan dari mengharap pujian dari manusia. Awalnya mungkin menyenangkan mendapat pujian dari manusia. Tapi sekali saja melakukan salah, subhanAllah, sakit pasti hati mendengar caciannya, kecewa jadinya.
Tapi ada juga dari kita yang memilih untuk tidak menjadi apa yang kebanyakan manusia inginkan. Mereka adalah pengemban dakwah. Mereka menjadikan Allah sebagai alasan mereka melakukan perbuatan. Karena Allah mencintai perbuatan ini, maka mereka mati-matian melakukan perbuatan ini. Karena Allah membenci perbuatan itu, maka sebisa mungkin mereka menjauh dari perbuatan itu. Karena Allah mengutus Rasulullah Muhammad SAW menjadi utusan-Nya, maka mereka mengikuti semua sunnah yang beliau wariskan. Itu semua mereka lakukan semata-mata untuk mencari ridho Allah SWT. Keuntungan yang mereka cari adalah pujian dari Allah SWT, dan menjadi penghuni Syurga-Nya.
Akan tetapi kerugian yang mereka terima begitu tidak menyenangkan. Dikucilkanlah, dianggap alienlah, difitnahlah, hhh ga enakin hati deh! Mereka begitu minoritas, jadi wajar mereka sering dihempas. Mereka seperti tinggal di dalam kostan yang semua penghuni kostannya menjauh. Tapi mereka tidak peduli, karena mereka begitu yakin mereka berpegang pada sesuatu yang mutlak benar. Mereka tidak peduli oleh tanggapan negatif kebanyakan manusia, dan mereka tidak menuruti apa yang kebanyakan manusia inginkan.
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).”
[QS.al-An'am/6: 116]
Jika saya dipaksa untuk menjadi salah satu dari mereka, maka saya katakan dengan lantang: "tidak usah!". Sungguh, tak ada gunanya memaksa saya. Karena, saya sudah menjadi salah satu dari mereka :D
“Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali pula dalam keadaan asing, maka berbahagialah orang-orang dikatakan asing.”
(HR. Muslim dari hadits Abu Hurairah dan Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma)

Wahai pengemban dakwah, dengarkan ya
Berbanggalah menjadi pengemban dakwah, tunjukkan eksistensimu di depan mereka tanpa lelah.
Sebab perkataanmu bagaikan penyambung nafas dunia. Mengajak manusia kepada yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, menghindarkan ummat dari kerusakan sehabisnya.
Al-Ghuraba, gelar yang tersemat padamu, gelar yang seharusnya kamu banggakan, sebab Allah dan Rasulullah mencintai para Al-Ghuraba.
Menjadi tulilah dari perkataan-perkataan manusia yang tidak berguna. Ketahuilah, pujian Allah terlalu berharga dari pujian manusia.
Janganlah lagi berkeluh kesah, sebab Allah telah menyiapkan hadiah. Sesiapa saja yang tetap istiqamah, Allah akan berikan jannah.
Perjuangan ini masih belum berakhir. Selama darah masih mengalir, dakwah kan tetap bergulir.
Read More..
29 July 2013

Rapih-Rapih

Seperti kamar yang berantakan, harus segera dirapihkan, agar malaikat Allah mau berkunjung dengan nyaman.
Mencoba menata kembali yang tak teratur, mencoba berkreasi lagi tanpa libur, agar pembaca tidak kabur.
Read More..
18 March 2013

THIS IS MUSLIM MAHASISWA!!!


Muslim mahasiswa?
Mas, salah tulis ya? Mahasiswa muslim mungkin? Hehe, sengaja ko. Maksudnya supaya temen-temen bisa bedain makna mahasiswa muslim dan muslim mahasiswa. Penjelasannya begini, jika kita mengaku sebagai muslim, maka ada kewajiban bagi kita untuk mendakwahkan Islam apapun “status” kita. Entah itu dosen, guru, mahasiswa, atau bahkan professor. Nah, muslim mahasiswa mempunyai makna bahwa orang ini adalah muslim yang sedang berstatus sebagai mahasiswa. Jadi subjeknya adalah muslim, sementara mahasiswa adalah alat perjuangannya. Jelas beda dengan mahasiswa muslim yang bermakna bahwa dia adalah seorang mahasiswa yang kebetulan seorang muslim. Muslimnya hanya dijadikan sebagai instrument. Nah ini yang disayangkan, bukan karena kita mahasiswa makanya kita menyampaikan Islam. Tetapi karena kita muslim sehingga harus mendakwahkan Islam kapan pun. Kalau sudah tidak berstatus mahasiswa lagi, maka masih ada kewajiban untuk berdakwah. Catet tuh!
Ada pengaruhkah antara perbedaan itu?
Jelas ada, terlebih kepada “orientasi” apa yang difokuskan. Seorang muslim mahasiswa orientasi yang difokuskan jelas dakwah. Sementara mahasiswa muslim yang difokuskan belum tentu dakwah. Yang sering kita temui juga banyak toh mahasiswa muslim yang memfokuskan dirinya supaya dapat IP 4. Iya apa iya? Haha.
Nah, di sini bagian pentingnya. Orientasi yang difokuskan sangat mempengaruhi apa yang akan dilakukan. Kalau orientasinya dakwah, maka yang akan dilakukan adalah mengkaji Islam, belajar yang getol, serta melakukan hal-hal yang mendekatkan diri kepada Allah. Kalau orientasinya IP 4, maka yang akan dilakukan cari tempat les, ikut berbagai tutor, beli berbagai referensi buku kuliah, ikut kuliah di kelas lain, dsb. Udah terlalu sibuk deh, bahkan ga ada waktu untuk memikirkan umat. Duh!
Hati-hati, kawan!
Jangan sampai kesibukan kita selama perkuliahan mengabaikan kewajiban kita untuk dakwah dan mengkaji Islam. Dicap sebagai mahasiswa study oriented tuh bukan muslim banget. Apalagi karena terlalu sibuk belajar (ilmu dunia semata), sampai disebut sebagai mahasiswa apatis. Dih! Muslim mahasiswa itu dakwah jadi prioritasnya, cumlaude IPK-nya, dan tasdiqul jazm syakhsiyah Islamnya. Insya Allah.
Do not ever waste your time!
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S Al-Ashr 1 - 3)
Allah mengingatkan kita bahwa kita sungguh benar-benar dalam kerugian jika kita tidak memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Sayang banget kan kalau waktu muda kita ini habis sama hal-hal duniawi semata. Padahal ketika zaman kekhilafahan dulu, pemuda-pemuda Islam yang seumuran dengan kita adalah para penghafal al-quran, juga hebat dalam hal akademik dan non-akademik. Bahkan sebagian dari mereka udah jadi panglima perang. Keren banget kan? Makanya ayo jangan males-malesan buat kaji Islam!
Persembahan terindah dan abadi untuk orang tua.
Coba sekarang saya tanya, temen-temen mau memberikan hal terindah apa ke orang tua? Mobil? Rumah? Permata? Berlian? Buat ortu naik haji? Coba pikir ulang, pantaskah jika kita berikan hal yang menurut kita indah itu? Sementara jasa orang tua kita tidak akan bisa digantikan oleh apapun. Bahkan kalo nanti temen-temen udah sukses, berlian ditumpukin sampai segunung pun gak akan bisa menggantikan jasa orang tua.
Orang tua kita memang tidak mengharapkan imbalan yang serupa. Tapi sebagai anak yang berbakti, tentu kita ingin memberikan hal yang terbaik untuk orang tua kita. Tapi apa?
“Jika anak Adam meninggal dunia, terputuslah segala amalnya kecuali tiga perkara; shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendoakannya” (H.R. Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’I dan Ahmad)
Sesungguhnya negeri akhirat itu jauh lebih baik daripada dunia ini. Maka fokuskan juga pemberian kita untuk orang tua kita di akhirat nanti. Sejatinya, orang tua kita menginginkan kita menjadi anak sholih yang selalu mendoakannya. IPK 4, gelar sarjana bahkan doktor sekalipun tidaklah dapat menyelamatkan orang tua kita di akhirat nanti. Persembahan terindah dan abadi untuk orang tua kita adalah dengan menjadi anak yang sholih. Bertemu kembali dengan mereka di Syurga Allah SWT tentu jauh lebih indah dari bumi dan seisinya.
Nah, ingin memperoleh IPK cumlaude yang ilmunya dipakai terus menerus walau tiba akhir hayat? Ingin meningkatkan kepribadian Islam dan pemahaman tentang Islam? Ingin dipuji oleh Allah dan malaikat-Nya karena getol mendakwahkan Islam? Cuma muslim mahasiswa yang bisa kaya begini. Makanya, yuk! Belajar jadi muslim mahasiswa! :)
Read More..
21 January 2013

Jangan Debat Soal Saya Lagi! :) hahaha

Seseorang berkata kepada saya:

"Kar, kamu tuh mirip banget sama Reza Rahardian deh, ituu pemeran Habibie di Film Habibie dan Ainun."

Seorang lainnya menyanggah:

"Bukan! Ga mirip kalo sama Reza Rahardian. Reza Rahardian kulitnya agak coklat, kalo Fikar putih. Fikar lebih mirip sama Restu di Tukang Bubur Naik Haji."

Saya terpana mendengar perbincangan mereka. Agak weird juga. Karena ga ada angin ga ada hujan, tiba-tiba mereka ngomong seperti itu. Hahaha...

Dalam hati saya hanya bisa bilang kepada diri saya:

"Mereka gatau, udah tau saya lebih mirip sama Vino G. Bastian ketimbang Reza Rahardian atau Restu di Tukang Bubur Naik Haji"

Hehe. :)
Read More..
12 January 2013

Ibarat Pelangi


"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa di sisi Allah" (Q.S Al-Hujurat [49]: 13)
                Berbagai macam perbedaan baik suku, bangsa, jenis kelamin, warna kulit, bahasa, adat-istiadat, budaya, serta agama merupakan hal yang fitrah dan sunnatullah yang sudah menjadi ketetapan Allah SWT. Tujuannya tak lain agar kita dapat saling mengenal satu sama lain. Bayangkan saja, jika seluruh manusia di dunia ini satu suku atau bangsa, tentu akan sulit membedakannya, dan sulit bagi kita untuk saling mengenal. Tidak akan kita temui pertanyaan "Kamu berasal dari suku mana?" atau pernyataan "Saya dari suku padang", "Saya sunda", "Saya jawa", dll. Tak akan pula kita temui omda-omda di kampus tercinta ini. Dan itu akan menyulitkan ketika kita berkenalan dengan seseorang, sebut saja Rudi misalnya, tapi kita tidak mengetahui asalnya. Lalu terdengar kabar bahwa Rudi kecelakaan, maka sulit bagi kita untuk membedakan: "ini Rudi yang kenalan sama saya atau bukan ya? Nama Rudi kan banyak, jangan-jangan Rudi Tabuti lagi" hehe...
                Akan tetapi, yang perlu dipahami adalah bahwa perbedaan-perbedaan itu bukanlah sebagai ajang untuk menunjukkan siapa yang paling baik dan siapa yang paling buruk. Karenanya, Islam mengajarkan kepada kita untuk senantiasa bertoleransi dan menghargai perbedaan-perbedaan itu. Bahkan Islam melarang ashobiyah (fanatisme terhadap golongan dan suku, atau lebih mementingkan nasionalisme daripada persaudaraan Islam sehingga memecah belah umat Islam) dan mengecam betul terhadap ashobiyah.
“Bukan dari golongan kami (tidak termasuk umat Islam) orang yang menyeru kepada ashabiyah (nasionalisme)…".(HR. Abu Dawud)
                Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang bertakwa. Dan orang yang bertakwa mengerti betul bahwa Allah memerintahkannya untuk bertoleransi.
"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan." (Q.S Al-Maidah [5]: 8)    
                Toleransi beragama ada dua macam, yakni toleransi inter umat beragama dan toleransi antar umat beragama. Toleransi inter umat beragama adalah toleransi antar pemeluk agama yang sama, sedangkan toleransi antar umat beragama adalah toleransi antar pemeluk agama yang berbeda. Khususnya dalam toleransi antar umat beragama, Islam telah memberikan batasan-batasan yang tidak boleh diabaikan oleh umatnya. Islam melarang umatnya untuk meniru budaya agama lain atau ikut berpartisipasi dalam ibadah atau perayaan hari besar agama lain.
Rasulullah Saw. Bersabda:
“barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka” (HR. Abu Dawud, Ahmad dishahihkan oleh Ibnu Hibban)
Toleransi juga tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak melakukan suatu ibadah. Misalnya di sekitar kita banyak terdapat pemeluk agama lain, lantas kita merasa sungkan untuk membaca Al quran. Ini adalah tindakan yang keliru. Yang tidak dibolehkan adalah memaksakan umat lain untuk ikut beribadah menurut ajaran Islam, apalagi memaksakan untuk masuk ke dalam agama Islam. Tugas kita hanyalah menyampaikan kebenaran Islam. Perkara diterima atau tidak, kita tidak akan ditanyakan oleh Allah ketika hari penghisaban nanti. Itu menjadi pertanggungjawaban si pendengar.
"Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut (apapun yang disembah selain Allah) dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (Q.S Al-Baqarah [2]: 256)
                Sobatku sesama muslim, jelaslah sudah bahwa Allah menyuruh kita untuk berlaku adil dan bertoleransi kepada siapapun. Karena adil lebih dekat kepada takwa. Dan orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang bertakwa. Namun penting untuk diketahui: bertoleransi harus sesuai dengan aturan Islam. Jangan sampai kita menggadaikan aqidah kita dengan alasan toleransi. Toleransi juga tidak bisa menghentikan kita dalam beribadah kepada Allah SWT. Karena beribadah kepada Allah itu wajib hukumnya. Islam adalah rahmat bagi seluruh alam, karenanya Islam mengajarkan toleransi. Jadikanlah toleransi untuk membuat kedamaian di kampus kita, tanpa keluar dari yang diajarkan oleh Islam. Bukankah pelangi itu indah kawan? Aku merah, kamu biru, dia hijau, meski berbeda, namun jika hidup rukun bersama tentu lebih indah :). Wallahu 'alam bi shawab

nb: Artikel ini adalah penjelasan dari artikel sebelumnya Penulis menyampaikan maaf karena terdapat kesalahan dari artikel sebelumnya disebabkan kurangnya referensi dan memuat beberapa kalimat  yang bernada  provokatif.
Read More..