Copyright © Mindsphere
Design by Dzignine
18 March 2013

THIS IS MUSLIM MAHASISWA!!!


Muslim mahasiswa?
Mas, salah tulis ya? Mahasiswa muslim mungkin? Hehe, sengaja ko. Maksudnya supaya temen-temen bisa bedain makna mahasiswa muslim dan muslim mahasiswa. Penjelasannya begini, jika kita mengaku sebagai muslim, maka ada kewajiban bagi kita untuk mendakwahkan Islam apapun “status” kita. Entah itu dosen, guru, mahasiswa, atau bahkan professor. Nah, muslim mahasiswa mempunyai makna bahwa orang ini adalah muslim yang sedang berstatus sebagai mahasiswa. Jadi subjeknya adalah muslim, sementara mahasiswa adalah alat perjuangannya. Jelas beda dengan mahasiswa muslim yang bermakna bahwa dia adalah seorang mahasiswa yang kebetulan seorang muslim. Muslimnya hanya dijadikan sebagai instrument. Nah ini yang disayangkan, bukan karena kita mahasiswa makanya kita menyampaikan Islam. Tetapi karena kita muslim sehingga harus mendakwahkan Islam kapan pun. Kalau sudah tidak berstatus mahasiswa lagi, maka masih ada kewajiban untuk berdakwah. Catet tuh!
Ada pengaruhkah antara perbedaan itu?
Jelas ada, terlebih kepada “orientasi” apa yang difokuskan. Seorang muslim mahasiswa orientasi yang difokuskan jelas dakwah. Sementara mahasiswa muslim yang difokuskan belum tentu dakwah. Yang sering kita temui juga banyak toh mahasiswa muslim yang memfokuskan dirinya supaya dapat IP 4. Iya apa iya? Haha.
Nah, di sini bagian pentingnya. Orientasi yang difokuskan sangat mempengaruhi apa yang akan dilakukan. Kalau orientasinya dakwah, maka yang akan dilakukan adalah mengkaji Islam, belajar yang getol, serta melakukan hal-hal yang mendekatkan diri kepada Allah. Kalau orientasinya IP 4, maka yang akan dilakukan cari tempat les, ikut berbagai tutor, beli berbagai referensi buku kuliah, ikut kuliah di kelas lain, dsb. Udah terlalu sibuk deh, bahkan ga ada waktu untuk memikirkan umat. Duh!
Hati-hati, kawan!
Jangan sampai kesibukan kita selama perkuliahan mengabaikan kewajiban kita untuk dakwah dan mengkaji Islam. Dicap sebagai mahasiswa study oriented tuh bukan muslim banget. Apalagi karena terlalu sibuk belajar (ilmu dunia semata), sampai disebut sebagai mahasiswa apatis. Dih! Muslim mahasiswa itu dakwah jadi prioritasnya, cumlaude IPK-nya, dan tasdiqul jazm syakhsiyah Islamnya. Insya Allah.
Do not ever waste your time!
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S Al-Ashr 1 - 3)
Allah mengingatkan kita bahwa kita sungguh benar-benar dalam kerugian jika kita tidak memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Sayang banget kan kalau waktu muda kita ini habis sama hal-hal duniawi semata. Padahal ketika zaman kekhilafahan dulu, pemuda-pemuda Islam yang seumuran dengan kita adalah para penghafal al-quran, juga hebat dalam hal akademik dan non-akademik. Bahkan sebagian dari mereka udah jadi panglima perang. Keren banget kan? Makanya ayo jangan males-malesan buat kaji Islam!
Persembahan terindah dan abadi untuk orang tua.
Coba sekarang saya tanya, temen-temen mau memberikan hal terindah apa ke orang tua? Mobil? Rumah? Permata? Berlian? Buat ortu naik haji? Coba pikir ulang, pantaskah jika kita berikan hal yang menurut kita indah itu? Sementara jasa orang tua kita tidak akan bisa digantikan oleh apapun. Bahkan kalo nanti temen-temen udah sukses, berlian ditumpukin sampai segunung pun gak akan bisa menggantikan jasa orang tua.
Orang tua kita memang tidak mengharapkan imbalan yang serupa. Tapi sebagai anak yang berbakti, tentu kita ingin memberikan hal yang terbaik untuk orang tua kita. Tapi apa?
“Jika anak Adam meninggal dunia, terputuslah segala amalnya kecuali tiga perkara; shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendoakannya” (H.R. Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’I dan Ahmad)
Sesungguhnya negeri akhirat itu jauh lebih baik daripada dunia ini. Maka fokuskan juga pemberian kita untuk orang tua kita di akhirat nanti. Sejatinya, orang tua kita menginginkan kita menjadi anak sholih yang selalu mendoakannya. IPK 4, gelar sarjana bahkan doktor sekalipun tidaklah dapat menyelamatkan orang tua kita di akhirat nanti. Persembahan terindah dan abadi untuk orang tua kita adalah dengan menjadi anak yang sholih. Bertemu kembali dengan mereka di Syurga Allah SWT tentu jauh lebih indah dari bumi dan seisinya.
Nah, ingin memperoleh IPK cumlaude yang ilmunya dipakai terus menerus walau tiba akhir hayat? Ingin meningkatkan kepribadian Islam dan pemahaman tentang Islam? Ingin dipuji oleh Allah dan malaikat-Nya karena getol mendakwahkan Islam? Cuma muslim mahasiswa yang bisa kaya begini. Makanya, yuk! Belajar jadi muslim mahasiswa! :)
Read More..