Copyright © Mindsphere
Design by Dzignine
19 September 2010

Aku Gema (Gema yang Tidak Bergaung)

Malam begitu hitam kali ini, melebihi warna hitam di dalam cangkir kopiku. Suara jangkrik membuat alunan nada yang indah malam ini. Berikut suara panci yang terjatuh berulang-ulang yang berasal dari rumah tetanggaku. Sepertinya ada pertengkaran heboh kali ini. Terdengar suara ibu-ibu yang merdu di telingaku "Bagus lo ye, baru balik gini hari. Gak liat sekarang udeh jam setengeh due? Abis darimane lo ?". Disusul dengan suara bapak-bapak yang terdengar sangat bersyahwat "Ya elah mami, papi lembur mi, Jadi pulang malem lagi". "Lembur apaan jam segini? Masa saben hari lembur? Elu mah nyicipin lembur isi daging di parung ! Dasar lelaki pecicilan ! Gue rebus lo malem eni !" kata ibu itu mantap. "Prang ! Kruang wang wang wang !" tiba-tiba terdengar suara lemparan panci yang meyakinkan. "Aduh mami, masa papi disambit panci mi? Kasihani papi mi, papi capek baru pulang lembur" sahut bapak-bapak malang itu. "Daripada lo gue sambit banci, mending gue sambit panci. Dasar lelaki mate keranjang ! Gue jadiin rendang lo malem eni !" "Ampun mamiiii..."


Suasana pun makin hangat malam ini, masing-masing makhluk yang masih terjaga membuat alunan nada yang indah malam ini. Jangkrik dengan suara garingnya (krik krik krik maksudnya), pertengkaran suami istri yang serasi dan harmoni, suara induk nyamuk yang sedang mencari sarapan untuk anak2nya pagi ini, serta paduan suara seriousa yang kompak dari warga yang liriknya "Maling, maling !". Ini seperti symphoni yang indah dan alami di telingaku, bahkan bisa mengalahkan symphony beethoven yang terkenal itu. Namun sayang, karyanya yang terkenal itu hanya menjadi suara pengiring tukang burger yang biasa lewat di rumah ku pagi-pagi.


Sebuah symphoni yang indah itu telah berhasil dan sukses membuatku terjaga malam ini. Tapi aku tidak marah. Lagipula, untuk apa aku marah? Toh jika aku marah sang pencipta alunan symphoni itu tidak akan berhenti memainkan nada demi nada. Aku pun mencari sisi baik. Symphoni itu seakan-akan mengajakku untuk melakukan shalat tahajud. Aku jadi ingat perkataan temanku yang mengatakan "TAHAJUD itu adalah sholat yang bisa membuatmu terTAHAn saat suJUD". Ah, bisa saja temanku itu. Dia memang pandai bercanda. Tak lama aku mengambil wudhu dan segera tahajud.


Aku mengucap takbir, tapi sungguh aku merasakan sesuatu yang beda malam itu. Kau ingin tau apa yang ku rasakan malam itu?(ah, palingan celana jadi sempit karna si "abang" baru bangun). Sungguh suasana yang berbeda dari menit sebelumnya. Kali ini sangatlah tenang, damai, sunyi, namun hangat walaupun ac-ku menunjukan 16 derajat. Setelah salam, aku melantunkan doa yang dengan lancar dan penuh yakin terucap begitu saja. Saking tenangnya malam itu, seakan-akan tak ada penghalang bagiku untuk langsung "berbincang" dengan Allah SWT. Aku memohon dan meminta. Dan seakan-akan Allah langsung menjawab dan mengabulkan doaku. Sungguh hal yang tidak biasa bagiku.


Aku berzikir sambil menunggu subuh. Sampai akhirnya aku terlelap di atas sajadahku dengan posisi yang bisa membuat leher patah. Aku terbangun saat handphone-ku yang tadinya terdengar seperti adzan subuh sekarang ku ubah menjadi lagu metal yang membuat telinga terasa ingin digaruk. Aku segera melangkah dan mengambil air wudhu dan menyegerakan sholat subuh. Aku tidak mau ketinggalan masuk surga, maka aku tak mau ketinggalan sholat. Jika tertinggal, sama saja seperti aku membeli tiket kereta, tapi aku ketinggalan untuk naik kereta (kereta apa? kereta kuda?).


Lalu aku bersiap untuk berangkat sekolah. Hari ini hari senin, maka aku harus berangkat lebih pagi agar tidak ketinggalan upacara. Setelah sarapan, aku segera mengikat tali sepatuku dan langsung menuju pintu keluar rumahku. Di depan, sudah berdiri supirku yang siap mengantarku dengan mobil harley davidson (Loh? Itu kan motor?). Ini bukan sembarang mobil, ini asli mobil yang dipakai harley davidson beserta anaknya harley potter saat menghadiri pesta sunatan firaun. Tapi tiba-tiba aku tidak mood untuk naik mobil "Saya ingin naik angkot saja" aku berkata pada supir, "Tapi nanti tuan muda bagaimana? (Logat jawa)" tanya supirku, "Ya, gak gimana gimana" jawabku mantap, "Yo wes kalo tuan muda maunya gitu, biar saya cariin angkot di garasi", "Loh, ga usah. Saya jalan ke depan aja nyari angkot" "Yo wes, saya ikut tuan. Saya yang jadi supir angkotnya" "Ih ga usah, bapak disini aja. Biar saya ke sekolah pake angkutan umum yang dibuat pemerintah" "Yo wes kalo tuan muda maunya gitu, hati-hati saja" "Yaudah yah pak, saya berangkat dulu. Udah jam setengah 7. Muaacchh *kiss bye*" "*nangkep kiss bye* *bales kiss bye*"


Baiklah, ini kali pertamaku untuk naik angkot (naik angkot? Duduk kali, mau diomelin supirnya lo naik di atas angkot?). Sebenarnya aku takut dimarahi orang tua karna berbuat seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi? Aku ingin berbaur dengan masyarakat sekitar. Aku ingin sama seperti mereka, sekaligus merasakan indah dan nyamannya duduk di angkot beserta penumpang yang lain. Aku berjalan ke perempatan (berarti persatuan, perduaan, pertigaan udah dong?) dan bertemu seseorang yang berbaju tentara compang camping. Dia menaikturunkan tangan kanannya ke orang-orang pilihan dia dan tangan kirinya menunjuk ke arah angkot sambil berteriak "Ayo de, langsung berangkat de, dua lagi dua lagi. Itu yang masih lima geser, anaknya dipangku, empat enem empat enem empat enem !". Lalu dia menunjuk kearah ku dan menyuruhku masuk ke dalam "Ayo de, buru de masih muat, langsung berangkat !". Aku langsung masuk ke dalam dan mengambil posisi yang enak untuk diduduki.


Aku duduk di samping siswa sekolah lain yang terlihat masih mengantuk. Kepalanya naik turun tidak menentu. Kadang-kadang turun pelan-pelan dan tiba-tiba terlalu cepat sehingga bisa membuat kaget otot leher yang masih renggang pagi-pagi. Lalu tiba-tiba datang seorang bapak-bapak yang membawa kantung besar berwarna abu-abu yang berisi ayam kampung yang selalu bersuara jika angkot melewati polisi tidur atau jika ada yang menyenggol. Dia tepat duduk disamping kiriku dan saat dia mengambil posisi untuk duduk, kantung besar itu tiba-tiba menutupi kaki kiriku dan seperti sulap, sepatuku dibuat hilang karnanya. Aku sempat terkejut karna peristiwa mengherankan itu "Wah, ajaib. Sepatuku hilang begitu saja". Aku langsung menarik kakiku dan tiba-tiba ada sesuatu cairan berwarna putih bercampur hitam yang agak sedikit abu-abu kecoklatan yang menempel di sepatuku. Ayam itu menghias sepatuku yang memang tidak harus dihias. Bapak-bapak itu lalu tersenyum kepadaku sambil memperlihatkan giginya. Sungguh manis senyumnya waktu itu, seakan tidak mempunyai rasa berdosa sedikitpun. Aku mengambil tisu untuk mengelap sepatuku agar terlihat seperti semula. Namun, itu seperti tinta permanen yang menempel dan mudah kering di sepatuku. Sehingga aku harus mengeluarkan otot sambil menggesek sepatuku itu. Sambil menggosok sepatuku, aku memperhatikan si ayam dengan tampang sinis. Aku kira si ayam itu pun menyadarinya dan mungkin dia takut kalau dirinya akan berakhir seperti ayam goyeng Upin Ipin (tau Upin Ipin kan? Itu temennya Upil Ipil). Tapi aku tersenyum dan tak lama wajah ayam itu yang tadinya prihatin berubah menjadi seperti wajah Rembo atau ayamnya si Atuk di Upin Ipin.


Aku pun agak geser ke kanan sedikit agar tidak mengganggu aktivitas si ayam yang selalu bergerak dan agak "nakal". Di samping kananku sudah ada siswa laki-laki yang menyender dan memiringkan kepalanya yang berbantalkan tangan. Matanya tertutup, sungguh tenang dan damai walau ada seonggok kerak putih kekuning-kuningan di ujung-ujung matanya. Mulutnya menganga sambil memperlihatkan giginya yang rata dan kokoh. Pipinya terlihat mengkilap dan berkilau berkat cairan suci dan murni yang bersumber dari mulutnya. Memang kondisi wajahnya saat itu harus agak sedikit diwaspadai. Namun aku agak prihatin pada kepalanya yang selalu terbentur ke kaca saat pak supir menancap gas atau mengerem angkotnya. Dan bukan hanya aku saja yang menyadari itu, para penumpang lain juga. Apalagi jika siswa itu mengeluarkan suara "DUG!" dari gesekan kepalanya dengan kaca belakang yang ada tulisan "Ijo Lumut(Ikatan Jomblo Lucu dan Imut)". Perhatian seolah-olah hanya tertuju padanya, layaknya Miss Indonesia "Semua mata tertuju padamu". Lalu tiba-tiba angkot indah ini menerobos polisi tidur dan "DUG! ADOW! Petok petok petok (petok umpet?)" suara perpaduan antara siswa dan ayam pun tercipta. Dibarengi dengan sayap putih si ayam yang berkibas seperti baling-baling helikopter yang mau berangkat (apa baling-baling bambu punya doraemon?). Seketika oksigen pun berubah menjadi asap yang tentu tidak baik untuk tubuh. Bulu-bulu sang ayam berterbangan di dalam angkot itu. Dan sepertinya siswa yang tertidur pulas itu agak terganggu karna bulu sang ayam menempel di pipinya yang mengkilap. Dan ia bersin-bersin memuncratkan aroma terapi yang tidak beda jauh dengan aroma terasi di depan mukaku. Aku hanya bisa sabar sambil mengelap mukaku dengan tisu dan menghilangkan cairan berwarna hijau yang tidak baik jika harus terus menerus menempel di mukaku (bisa bisa gak ganteng lagi nih >.<).


Sekali lagi aku tidak akan marah, karna marah hanya bisa memperburuk keadaan dan marah tidak bisa membuat apa yang kita inginkan tercapai. Aku jadi ingat perkataan Mario Teguh yang berbunyi "Jika engkau disakiti oleh kekasaran, ketidak-jujuran, kelicikan, atau pengkhianatan, dan engkau sangat marah dengan penistaan itu, tetapi engkau tetap bertahan untuk tidak bereaksi.yang merendahkan dirimu sendiri, dan badanmu bergetar menahan kemarahan dan kesedihan, dan rahangmu meregang tegang memelihara kebaikan tuturmu, ketahuilah bahwa itu adalah seindah-indahnya pemandangan bagi Tuhanmu. Mario Teguh". Maka, aku pun sabar. Aku pun ingat sebuah bacaan indah di Al-Quran yang sampai kapanpun tidak akan pernah ku lupa yang mengatakan "Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. 2:153)". Maka aku pun mencoba bersabar walau ada seseorang yang rada ngaco pemikirannya yang mengatakan "orang sabar (maaf) pantatnya lebar". Jika memang benar seperti itu, aku bingung bagaimana cara dia buang air.


Susana (loh? suasana!) maksud saya suasana berubah drastis di angkot itu. Siswa yang tadinya tertidur pulas tiba-tiba mulai mengigau sambil bersin-bersin. Ada seorang anak kecil yang tertawa puas melihat siswa itu bersin-bersin. Lalu tiba-tiba, ibunya menutup mulut anak itu dengan wajah yang merah penuh malu. Bapak-bapak itu pun mulai kebingungan untuk menenangkan si ayam yang selalu bergoyang agar nasibnya tidak berakhir menjadi ayam goyeng (makanya dia goyang). Sementara penumpang lain batuk-batuk karna tingkah si ayam. Tiba-tiba datang orang cina gendut sambil menawarkan obat batuk kepada para penumpang. Dibarengi dengan datangnya Andre Taulani yang berkata "Semeriwiiiing..". Suasana sudah benar-benar tidak terkendali. Aku pun membuka kaca dan mencari udara segar karna ku tau ada seorang yang tidak diketahui keberadaannya yang mengeluarkan "gas beracun" yang membuat orang yang menghirupnya harus tutup hidung. Aku sudah tidak betah lagi, aku mengucapkan bahasa isyarat kepada pak supir untuk menghentikan mobilnya "Kiri bang!". Lalu pak supir pun membanting stirnya hingga stirnya pecah (loh?)


-bersambung-

5 comments:

  1. sebenernya lana ga sempet baca semua,, tapi Blognya keren banget, ajarin cara ngeditnya donk,, trus kuat banget yaa, nulis yang panjang gni,,, Sarannn tambahin gambar d postingannya yahh biar ga bosen yang baca ^^

    ReplyDelete
  2. Keren bgt Blognya, ajarin cara ngeditnya donk,,, ga sempet baca sih tapi hebat yahh kuat nulis banyak gini,, kalo bisa tambahin gambar d postingannya yah,,, biar yang baca ga bosenn ^_^

    ReplyDelete
  3. wahaha, iya lan emang pegel, gatau aja abis ngetik langsung kiting nih tangan haha, ngedit2 apa nih lan? Gua ge masih cupu haha, kalo masalah tambahin gambar gua takutnya pada buta nanti yang liat haha, sip deh thanks sarannya, nanti gua coba hehe

    ReplyDelete
  4. manaa nih katanya mau ngeblog lagi.. blog gw sepii huhu

    ReplyDelete
  5. ngeblognya jarang2 nih, bingung mau nulis tentang apa haha, ayo dong situ juga nulis yang bagus, situ kan jago nulis, semangat ya ! semoga bisa jadi penulis yang hebat :) :D

    ReplyDelete